Semakin berusia. Semakin kami jauh.
Berjumpa hanya sekali-sekala.
Namun,
itukah alasan untuk mempersoalkan perjalanan kehidupan.
Panjangnya.
Simpangnya.
Jaraknya.
Namun,tautan hati.
Payahnya untuk dirungkai.
Semakin jauh,
semakin kita sedar,
betapa kita sangat memerlukan mereka disisi.
Merekalah mata hati,
pengarang jantung,
segala macam yang punya nilai sama waktu dengannya.
Kalau bisa,
kita menuturkan,
"biarkan kisah lalu, sebagai penyeri..."
"suatu masa nanti...kita akan lebih jauh....tetapi semakin dekat dan terus melekat di hati".
"semakin kerap menjadi perindu,
semakin kebal urat-urat sendi,
semakin giat kita merintih,
semakin bertambah kagumnya terhadap perancangan Allah".
.............................................................................................
"kak...aku tidak tahu...sambung tingkatan 6@ amik diploma..apa pandangan kakak"
"kak...apa khabar...kak saya semakin tercabar hidup begini...saya rindu kan kakak.."
"kak..Alhamdulillah dapat skor STPM 4A....tapi tidaklah poplet..."
"kak...napa lama tak hubungi saya....sibuk ek.."
"kak...bila boleh jumpa lagi..".
Apapun ayat yang tertulis. Mereka telah mengajar diri menjadi lebih berguna. Menjadi lebih 'kakak'.
"ala...sibuklah sangat..sampai call tangkat..."
Hidup bersama mereka. Bukan suatu rancangan yang dirancang sebaiknya. Tetapi satu rancangan yang tidak diduga.
Biasa juga alasan basi diberikan.
"eh...kedit kontang.."
"betri kong"
"ada hal masa tu"
Bagaimana mungkin dilupakan mereka ini.
Yang mengajar menjatuhkan ego yang kadang kala tingginya melangit.
'brutal' yang kadangnya menyakitkan mata melihat.
"maaf, saya bukan bukan sibuk...tapi selalu lupa.."
Terima kasih adik-adik yang mengajar saya menjadi 'kakak'.